Andi Muhammad Taslim
074 104 050
M.K. Pengantar Soiologi
Perlukah pemimpin yang memiliki pendidikan yang cukup baik dibidang yang dipimpin atau dimasukinya??
Menurut saya, tidak Perlu karena seorang pemimpin dalam mengelola oraganisasinya cukup mengetahui tindakan-tindakan apa yang mesti dia lakukan terlebih dahulu, dan dimana jiwa kepemimpinan yang harus diperhatikan serta dipahami matang-matang yang dapat dilihat dari panjelasan (siagian, 1997) tipologi kepemimpinan yang dia kelolanya itu pada suatu organisasi tertentu. Yang mana Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang agar bisa memimpin bawahannya di dalam suatu organisasi dan mencapai tujuan bersama. Apabila disuatu organisasi tidak memiliki pemimpin, maka apa yang akan terjadi? ya, tentu saja setiap orang yang tergabung dalam organisasi tersebut akan merasa memiliki kekuasaan untuk memerintah atau merasa memiliki kedudukan yang tertinggi dan bisa dipastikan tujuan yang akan dicapai tidak akan terpenuhi.
Jika dilihat dari sejarah, kepemimpina itu ada sejak dulu, sejek nenek moyang kita menjalin kerja sama antar manusia, sejak terjalinnya usaha bersama untuk mencapai kebutuhan bersama dan sejak saat itulah dibutuhkan pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan. Tapi dapat dilihat dari kenyataan yang ada pada saat ini, banyak seorang pemimpin yang salah menggunakan jabatannya dan banyak juga seorang pemimpin tetapi tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan itu mungkin saja ada apabila seseorang memiliki kewibaawaan, kepercayaan diri, kecerdasaan, bertanggung jawab, bisa mengerti karakteristik dari bawahannya dan bisa mendengarkan masukan dari siapa saja.
Jiwa kepemimpinan juga bisa dilihat dari tipologi kepemimpinan(Siagian,1997), yaitu :
Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly protective); jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.
Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia; selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
Jadi kesimpulannya, kepemimpinan setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup. Yang berarti setiap orang berhak dan bisa menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Solusinya, untuk dapat menjadi pemimpin, minimallah menjadi figure pemimpin diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar, agar selalu berperilaku jujur, membangun diri dengan sifat-sifat luhur, ajarkan budaya malu, disiplin, respect to others, rajin membaca yang belajar, generasi ini yang akan menggantikan 'ilalang-ilalang' negeri ini, kita babatpun masih akan tumbuh. Kecuali munculnya generasi-generasi yang punya intelegensia, religi, pembelajar yang melandasi mindset kejujuran, nurani bersih, takut pada TuhanNya, cinta kasih pada sesama, dan memanusiakan dirinya serta lingkungannya, bangsa dan negaranya, Amiin..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
blogger / website is very nice and beautiful where in this blogger is filled with many articles that are useful and good to read
dominoqq online
poker online
bandar judi
judi terpercaya
agen domino
situs bandarq
Posting Komentar